Tiap awal tahun kita membuat resolusi untuk setahun penuh. Pertama-tama biasanya kita semangat menjalankan apa yang sudah kita canangkan. Misalkan goals kita antara lain mau menulis novel, di minggu-minggu pertama bulan Januari........... setiap hari kita semangat menulis sesuatu, namun memasuki minggu ketiga semangat kita mulai kendor. Kita mulai menunda- nunda menulis dengan berbagai alasan; sibuk dikantor, sibuk urus anak, banyak meeting, cape, dll. Penundaan ini berlangsung terus, akhirnya kita tidak mencapai target awal tahun yang telah kita buat. Hal ini menumbuhkan sedikit perasaan gagal yang akan menjadi benih yang kurang menguntungkan untuk tahun-tahun berikutnya. Perasaan gagal ini tentu akan menumbuhkan juga benih rasa tidak bahagia.
Pola seperti ini berulang dari tahun ke tahun, lama kelamaan perasaan gagal yang tadinya kecil akan tumbuh membesar lalu mulai dimengerti oleh sel tubuh kita, mulai masuk ke alam bawah sadar kita lalu tanpa kita sadari dipercaya sebagai suatu kebenaran dan menjadi vibrasi hati kita sehari hari. Vibrasi hati kita yang mungkin terbentuk akibat hal ini antara lain
- takut gagal
- merasa tidak mampu
- merasa semakin malas
- merasa terbebani dengan tugas yang belum selesai dll.
Perasaan ini tentu akan mempengaruhi perilaku kita, mempengaruhi pemilihan keputusan kita selanjutnya mempengaruhi seluruh area kehidupan kita. Akibatnya semakin hari rasnya semakin susah bagi kita untuk mencapai sukses. Kitapun merasa semakin tidak bahagia.
Masalah diatas tentu saja saya alami sendiri. Tahun lalu saya ingin menulis blog paling tidak seminggu sekali. Awalnya saya semangat, dari bulan Agustus sampai awal September saya sudah menerbitkan empat tulisan, namun bulan-bulan berikutnya tidak satupun tulisan saya terbit lagi di blog. Bahkan saya sampai lupa username dan paswordnya :).
Semalam satu jam saya mencoba coba mencari cari kombinasi username dan password yang saya ingat hasilnya nihil, akhirnya saya pikir dari pada buang waktu lebih baik buat aja blog baru. Kalau ditanya perasaan saya apa?, saya merasa payah karena tidak konsisten, saya merasa gagal, saya merasa kesal dengan diri saya sendiri. Tapi mengingat pola diatas saya tidak mau hal ini terus berkelanjutan. Tahun ini saya melakukan pendekatan yang berbeda.
Tahun 2009 ini banyak keinginan yang sudah saya tuliskan, saya ingin menurunkan berat badan, saya ingin menerbitkan buku anak-anak, saya ingin mengembangkan materi dalam workshop saya, saya ingin menulis buku pengembangan diri untuk wanita, menyelesaikan novel dan mengeluarkan album the best. Namun untuk menyikapi masalah diatas, semua goals saya itu tidak saya buat sebagai target tetapi saya buat sebagai arah perjalanan saya untuk tahun 2009. Sementara yang menjadi target dan tujuan utama saya adalah being happy no matter what dan menerima diri saya apa adanya. Karena apapun keinginan kita tujuannya untuk merasa bahagia. Saya pikir "mengapa saya tidak langsung saja membuat bahagia sebagai tujuan saya?".
Lagipula setelah saya merenung, saya menyadari bahwa tidak ada suatu kejadian yang sia-sia. Sebenarnya tanpa banyak keinginan kita juga sudah sempurna, keinginan-keinginan itu tugasnya adalah hanya sebagai suatu permainan dan perjalanan untuk ekspansi pengalaman di alam semesta ini. Tuhan yang punya alam semesta ini juga sudah bilang kok bahwa dunia ini hanya main main belaka. Lalu kalau dunia ini hanya main-main, mengapa saya jadi kesal jika tidak berhasil mewujudkan keinginan saya?. Goals saya hanya sebuah permainan, menang kalah tidak masalah, yang penting partisipasi bermain setiap hari. Tujuan saya adalah merasa bahagia, dengan bahagia berarti saya bersyukur dan berterima kasih pada Sang Pencipta. Jika saya berterima kasih tentu saya merasa senang menyembahNya. Bukankah hanya itu tujuan manusia diciptakan?
So enjoy the rides Irianti.................
Dunia hanya main-main
Rabu, 21 Januari 2009Posted by irianti Erningpraja at 16.52
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar